dari karawang, palangkaraya, kalimantan, hingga jonggol

VIVAnews - Anggota Komisi II DPR RI, Arif Wibowo mengakui berkembang pemikiran di Komisi II DPR mencari kota lain sebagai ibu kota negara.

"Kami ingin memfokuskan Jakarta sebagai kota bisnis saja," kata Arif di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat 30 Juli 2010.

Meskipun gagasan itu belum dibahas secara resmi Komisi II, namun banyak anggota komisi yang memandang pemikiran sebagai gagasan ideal.

"Jakarta sudah tidak layak lagi menjadi ibu kota. Kota bisnis dan kota pemerintahan tidak dapat dipadukan di Jakarta," ujarnya.

Arif menyatakan, alternatif ibu kota yang banyak dilontarkan koleganya di Komisi II adalah Palangka Raya dan Jonggol.

Namun, Komisi II belum menghitung besarnya dana yang dibutuhkan untuk memindahkan ibu kota. "Harus direncanakan secara bertahap. Kalau dilakukan tergesa-gesa, saya kira APBN tak akan menyanggupinya," kata Arif.

Setidaknya, dua pimpinan komisi II, Chairuman Harahap dan Ganjar Pranowo, mendukung pemindahan ibu kota ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

"Dari segi geografis, Palangka Raya terletak di Kalimantan Tengah. Dari segi pertahanan, daratan di Kalimantan pun sangat luas sehingga bagus untuk buffer," kata Chairuman kepada VIVAnews.

Hal senada pun dikemukakan Ganjar Pranowo."Palangkaraya di Kalimantan adalah daerah aman gempa karena tidak masuk ring of fire dan tidak ada gunung berapi di sana. Letaknya yang dekat dengan perbatasan pun bagus dari sisi pertahanan, karena daerah perbatasan akan menjadi lebih diperhatikan," jelas Ganjar.

Di sisi lain, anggota Komisi II, Imam lebih sepakat bila Ibukota dipindah ke Jonggol. "Letaknya tidak terlalu jauh (dari Jakarta), infrastruktur tersedia, lahan yang telah dibebaskan di sana pun luas."

Apapun, Ketua DPR Marzuki Alie telah berniat untuk terus mendorong ide pemindahan ibu kota. "Ini memang domain pemerintah, tapi DPR akan tetap mendorong (realisasinya). Lebih baik ibu kota pindah ke Kalimantan Tengah," ujar Marzuki usai Rapat Paripurna Penutupan Masa Sidang IV DPR. (sj)