Sang bapa yang kangen, menulis surat ke anaknya yang ada dipenjara Nusa Kambangan karena dituduh terlibat GAM (Gerakan Aceh Merdeka).
Isi Surat "Hasan, bapakmu ini sudah tua, sekarang sedang musim tanam jagung, dan kamu ditahan di penjara pula, siapa yang mau bantu bapak mencangkul kebun jagung ini?"
Anaknya pun membalas surat itu beberapa minggu kemudian. "Demi Allah, BAPAK jangan cangkul kebun itu, saya menanam senjata & granat di sana!!!!" kata si anak dalam surat itu.
Rupanya surat itu disensor pihak rumah tahanan sebelum sampai ketangan si bapak, karena panik langsung saja dihubungi nya markas besar TNI, lalu keesokan harinya datang satu peleton tentara dari kota Medan.
Tanpa banyak bicara mereka segera ke kebun jagung dan sibuk seharian mencangkul tanah di kebun tersebut. Setelah mereka pergi, kembali si bapak tulis surat ke anaknya.
Karena beberapa minggu kemudian si bapak tak kunjung menerima surat balasan, dan bingung mengapa banyak tentara yang datang, dia menulis surat lagi kepada anaknya."Hasan, bapak tak kunjung menerima suratmu, seminggu setelah bapak menulis surat, datang satu peleton tentara. Katanya mencari senjata di kebun jagung kita, namun tanpa hasil. Apa yang harus bapak lakukan sekarang?"
Si anak kembali membalas surat tersebut, "Sekarang bapak mulai tanam jagung aja, kan udah dicangkul sama tentara, dan jangan lupa ngucapin terima kasih sama mereka."
Pihak rumah tahanan yang menyensor surat ini langsung pingsan.
Isi Surat "Hasan, bapakmu ini sudah tua, sekarang sedang musim tanam jagung, dan kamu ditahan di penjara pula, siapa yang mau bantu bapak mencangkul kebun jagung ini?"
Anaknya pun membalas surat itu beberapa minggu kemudian. "Demi Allah, BAPAK jangan cangkul kebun itu, saya menanam senjata & granat di sana!!!!" kata si anak dalam surat itu.
Rupanya surat itu disensor pihak rumah tahanan sebelum sampai ketangan si bapak, karena panik langsung saja dihubungi nya markas besar TNI, lalu keesokan harinya datang satu peleton tentara dari kota Medan.
Tanpa banyak bicara mereka segera ke kebun jagung dan sibuk seharian mencangkul tanah di kebun tersebut. Setelah mereka pergi, kembali si bapak tulis surat ke anaknya.
Karena beberapa minggu kemudian si bapak tak kunjung menerima surat balasan, dan bingung mengapa banyak tentara yang datang, dia menulis surat lagi kepada anaknya."Hasan, bapak tak kunjung menerima suratmu, seminggu setelah bapak menulis surat, datang satu peleton tentara. Katanya mencari senjata di kebun jagung kita, namun tanpa hasil. Apa yang harus bapak lakukan sekarang?"
Si anak kembali membalas surat tersebut, "Sekarang bapak mulai tanam jagung aja, kan udah dicangkul sama tentara, dan jangan lupa ngucapin terima kasih sama mereka."
Pihak rumah tahanan yang menyensor surat ini langsung pingsan.
0 komentar:
Posting Komentar