Rabu, 11 Agustus 2010

IRAN SAMBUT PRAJURIT AS DENGAN MENGGALI KUBURAN MASAL

0 komentar
Iran telah menggali kuburan massal untuk mengubur mayat pasukan AS jika negara tersebut sampai menyerang Iran, hal itu disampaikan oleh seorang mantan komandan Garda Revolusi Iran.

AS dan negara-negara sekutunya menuding Iran menggunakan program nuklir sipilnya sebagai kedok guna membuat senjata nuklir. Iran membantah tudingan itu dan mengatakan bahwa program nuklirnya hanya bertujuan menghasilkan listrik sipil, bukan membuat bom.



Jenderal Hossein Kan’ani Moghadam, yang menjabat deputi komandan Garda Revolusi pada 1980-an, mengatakan bahwa kuburan massal digali di Provonsi Khuzestan, sebelah barat Iran.

Di tempat itu, Iran mengubur para prajurit Irak yang dibunuh dalam perang sengit tahun 1980 hingga 1988 antara Iran dan Irak yang kala itu dipimpin Saddam Hussein.

"Kuburan massal yang dulu dipakai untuk mengubur para prajurit Saddam, sekarang kembali dipersiapkan untuk pasukan AS. Karena alasan ini, jumlah kuburan yang digali jauh lebih besar," kata Moghadam kepada channel Associated Press Television News (APTN) hari Senin (9/8) malam waktu setempat.



Dalam hasil rekaman yang diperoleh APTN, terlihat sejumlah besar liang kuburan kosong yang baru digali di kawasan gurun Khuzestan. Penggalian tersebut pertama kali dilaporkan awal pekan ini oleh kantor berita tak resmi Iran, Fars.

Moghadam berulang kali memperingatkan bahwa Iran akan membalas dan menyerang pangkalan-pangkalan AS di Teluk jika sampai Iran diserang. Markas Armada 5 Angkatan Laut AS terletak di seberang Teluk dari Iran, yakni di Bahrain.

"Jika pasukan AS menyerang, maka Iran tak punya pilihan lain kecuali menyerang pangkalan-pangkalan Amerika di kawasan (Teluk)," katanya.

"Tidak hanya Iran yang menanggung biaya terbesar jika perang semacam itu terjadi, Amerika dan negara-negara lain harus menerima bahwa hal ini mungkin saja menjadi permulaan perang berkepanjangan di kawasan (Teluk)," sambungnya.

Perang kata-kata antara Iran dan Amerika Serikat semakin meningkat setelah Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi yang lebih keras terhadap Iran bulan Juni lalu, menyusul penolakan Iran menghentikan pengayaan uranium, sebuah teknologi yang dicurigai Barat bisa dipergunakan untuk menghasilkan bahan bakar nuklir atau materi untuk membuat bom atom.

AS dan Israel mengatakan bahwa kekuatan militer mungkin saja digunaka jika diplomasi tidak mampu menghentikan program nuklir Iran, yang mereka curigai sebagai program senjata nuklir.

Negara-negara yang mengkritik kesepakatan pertukaran bahan bakar nuklir Iran yang diperantarai oleh Brazil dan Turki seharusnya menghapuskan cadangan senjata nuklir mereka sendiri, kata pemimpin Turki pada Mei lalu.

Perdana Menteri Turki Recep Tayip Erdogan mengeluarkan komentar tersebut hanya beberapa jam setelah mengatakan negara-negara Barat iri dengan pencapaian Brazil dan Turki yang mampu mencapai kesepakatan dengan Iran.

"Mereka yang mengkritik (kesepakatan) ini harus menghapuskan senjata nuklir dari negara mereka sendiri, mereka akan membawa kabar baik bagi umat manusia dengan melakukan itu," kata Erdogan saat menghadiri sebuah konferensi PBB di Rio de Janeiro.

Baik Erdogan maupun Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan kesepakatan pertukaran nuklir memang bukan solusi dari perseteruan terkait nuklir Iran, tapi merupakan titik awal untuk kembali mengajak Iran bernegosiasi.

Laksamana Mike Mullen, Ketua Gabungan Kepala Staff Militer AS, minggu lalu mengungkapkan bahwa dirinya telah mempersiapkan sebuah rencana serangan yang akan difokuskan pada pabrik-pabrik nuklir Iran, sementara pada saat yang sama juga mengakui enggan untuk melaksanakannya.

Ancaman AS ini telah menambah ketegangan di pihak Iran. "Jika AS memutuskan untuk melancarkan aksi pre-emptive dan menyerang Iran, maka Iran tidak memiliki pilihan lain selain menyerang balik markas-markas militer AS di Timur Tengah. Korban dari perang seperti ini tidak hanya akan jatuh di pihak Iran saja. AS dan negara-negara lainnya harus menerima bahwa ini akan menjadi awal dari perang besar di wilayah ini," lanjut Moghadam lagi.(Telegraph/AYB)

www.suaramedia.com
www. liputan6.com

0 komentar:

Posting Komentar

ARTIKEL TERKAIT

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...